Untaian Nasehat Ibnu Taimiyyah, "Carilah Ridho Allah, Bukan Ridho Makhluk"
Minggu, 04 November 2012
0
komentar
Syaikhul
Islam berkata, "Merupakan perkara yang wajib untuk diketahui bahwasanya
–menurut akal sehat dan menurut agama- tidak diperbolehkan mencari
keridoan para makhluq, karena dua hal:
Pertama
: Hal ini adalah suatu perkara yang tidak mungkin untuk bisa dicapai
sebagaimana perkataan Imam Asy-Syafi'i, رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ
تُدْرَكُ "Ridho manusia merupakan tujuan yang tidak bisa tercapai" maka
hendaknya engkau mencari perkara yang baik bagimu, lazimilah perkara
tersebut, dan tinggalkan yang selainnya dan janganlah engkau
bersusah-susah untuk memperolehnya.
[وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ} [التوبة: 62}
Allah dan Rasul-Nya yang lebih berhak untuk mereka cari keridhoan-Nya (QS 9:61)
Maka
wajib bagi kita untuk takut kepada Allah, dan hendaknya kita tidak
takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah sebagaimana firman-Nya
[فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 175}
Maka janganlah kalian takut kepada mereka tapi takutlah kalian kepadaKu (QS 3:175)
[فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ} [المائدة: 44}
Maka janganlah kalian takut kepada manusia, akan tetapi takutlah kepadaKu (QS 5:44)
[فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ} [النحل: 51}
Maka kepadaKulah takutlah kalian (QS 16:51)
[وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ} [البقرة: 41}
Maka hanya kepadaKulah takutlah kalian (QS 2:41)
Maka
hendaknya kita takut kepada Allah, dan hendaknya kita bertakwa keapda
Allah dihadapan manusia, maka janganlah kita mendzolimi mereka baik
dengan hati kita maupun dengan anggota tubuh kita, dan hendaknya kita
menunaikan hak-hak mereka dengan hati kita maupun dengan anggota tubuh
kita. Janganlah kita takut kepada mereka sehingga akhirnya kita
meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya karena takut kepada mereka.
Barangsiapa yang melazimi sikap ini maka kesudahannya adalah sebagaimana yang pernah dituliskan Aisyah kepada Mu'awiyah
أَمَّا
بَعْدُ: فَإِنَّهُ مَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ سَخِطَ
اللهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ الناَّسَ، وَعَادَ حَامِدُهُ مِنَ
النَّاسِ ذَامًّا، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ
"Sesungguhnya
barangsiapa yang mencari keridhoan manusia dengan mendatangkan
kemurkaan Allah maka Allah akan murka kepadanya dan akan menjadikan
manusia juga marah kepadanya, dan orang yang memunjinya akan berubah
menjadi mencelanya.
Dan
barangsiapa yang mencari keridhoan Allah meskipun mendatangkan
kemarahan manusia maka Allah akan ridho kepadanya dan akan membuat
mereka ridho kepadanya".
Maka
seorang mukmin janganlah menjadikan pikirannya dan tujuannya kecuali
mencari keridhoan RobNya dan menjauhi kemurkaanNya, dan kesudahan
sesuatu adalah ditanganNya, serta tidak ada daya dan upaya kecuali dari
Allah". (Majmu' Al-fatawa 3/232-233)
Sungguh
ini merupakan nasehat yang sangat berharga dari syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah, betapa banyak orang yang tatkala mengambil tindakan dan
keputusan maka yang menjadi pertimbangan utama adalah sikap manusia
kepadanya, apakah mereka akan ridho dengan keputusannya ataukah tidak…?
Bahkan
betapa banyak orang yang akhirnya memilih untuk meraih keridhoan dan
pujian manusia dengan mengorbankan syari'at Allah, dengan nekad
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap syari'at Allah. Tapi yang
menjadi pertanyaan apakah akhirnya yang mereka raih..???
Betapa
banyak orang yang melakukan demikian dengan penuh harapan untuk dipuji
dan diridhoi oleh manusia namun akhirnya mereka tidak memperolehnya,
bahkan apa yang mereka peroleh berbalik dengan apa yang mereka harapkan,
masyarakat justru mencela dan memaki mereka.
Memang
benar, terkadang mereka berhasil meraih pujian manusia dengan
mengorbankan syari'at Allah, akan tetapi apakah pujian ini akan
langgeng…??, tentu tidak, suatu saat Allah akan merubah pujian tersebut
menjadi celaan.
Bukankah
ada partai yang tadinya berjalan diatas rel dakwah namun akhirnya
merubah relnya hanya karena ingin mencari massa dan mencari keridoan
mereka…, akhirnya partai inipun dicela dan dimaki-maki oleh manusia,
bahkan dicela dari orang-orang yang dahulu mendukungnya…?.
Bukankah
ada dai yang tadinya berdakwah di atas sunnah, namun tatkala dakwahnya
tidak mendatangkan massa maka diapun merubaha cara dakwahnya dengan
mengikuti selera masyarakat dengan harapan akan mendatangkan massa. Dan
sungguh benar bahwa apa yang diharapkannya itu diraihnya, maka
berbondong-bondong masyarakat mengikuti dakwahnya, bagaimana tidak…
dakwahnya sesuai dengan selera mereka. Akan tetapi… apakah hal ini
berlangsung lama… hanya beberapa tahun … kemudian semuanya menjadi
berubah, diapun ditinggalkan oleh para pengikutnya yang dahulunya
memujanya.
Sebaliknya
betapa banyak dai yang berdakwah diatas sunnah, meskipun di awal
dakwahnya selalu ditentang masyarakat, bahkan dibenci dan dimaki-maki,
akan tetapi mereka para dai tersebut tetap bersabar dan mengharap
keridhoan Allah meskipun harus ditebus dengan cercaan dan makian
masyarakat, bahkan tidak jarang harus bersabar menghadapi gangguan
secara fisik, akan tetapi setelah beberapa waktu berlalu akhirnya
kondisi berbalik dan berbondong-bondong masyarakat yang tadinya membenci
berubah menjadi mencintai.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Untaian Nasehat Ibnu Taimiyyah, "Carilah Ridho Allah, Bukan Ridho Makhluk"
Ditulis oleh Tri Rahmanto
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tritrue.blogspot.com/2012/11/untian-nasehat-ibnu-taimiyyah-carilah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Tri Rahmanto
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar